Malang, 21 Juli 2024 – Kembali dengan program/kegiatan Pelatihan bertajuk “Kresek Bekas – Kain Perca, Pendulang Rupiah, Wanita Berdaya, Ekonomi Melimpah, dan Lingkungan Terjaga”, Greenlentik bekerjasama dengan Malang Creative Centre mengedukasi dan memberikan keterampilan kepada Ibu-Ibu PKK Kelurahan Tulusrejo dan Mojolangu Kota Malang sebagai peserta pelatihan. Pelatihan diberikan kepada 20 orang peserta dengan penyampaian materi terkait bahaya sampah plastik (kresek) dan sampah tekstil dari kain perca bagi lingkungan karena sulit terurai. Oleh karena itu, dengan keterampilan yang diberikan, sampah-sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi produk craft yang bernilai jual dan dapat membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Produk craft yang dihasilkan dari pelatihan selama 5 jam ini adalah “totebag, pouch, dan tempat tisu” dengan pendampingan dari 5 trainer, yaitu Rini Ismiati, Maya Sandiah Hayu Tripitasari, Karinda Asri Nonelianti, Neni Prahasti, dan Dewi Isnaini. Pada pelatihan juga disampaikan peluang pengembangan bisnis hijau/bisnis berkelanjutan/bisnis ramah lingkungan sebagai bisnis UMKM yang dapat naik kelas untuk bisa ekspor.
Harapan dari pelatihan ini adalah peserta dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah plastik (kresek) dan tekstil dari kain perca, mendapatkan keterampilan untuk memanfaatkan peluang membangun bisnis hijau/bisnis berkelanjutan/bisnis ramah lingkungan dari sampah-sampah tersebut. Selain itu, pengembangan bisnis tersebut juga dapat menjadi penguatan ekonomi keluarga. Namun diperlukan pendampingan sebagai pelatihan berkelanjutan, termasuk monitoring dan evaluasi secara berkala.
Salah satu peserta, Ibu Dhia mengaku mendapatkan manfaat dengan pelatihan ini. “Pelatihan yang interaktif dan kreatif sangat membantu Ibu-Ibu untuk mendapatkan wawasan dan keterampilan baru, ditambah para pelatih yang ramah dan sabar, ungkapnya. “Terimakasih untuk greenlentik yang sudah mengadakan pelatihan craft dari sampah plastik (kresek) dan kain perca ini, semoga terus maju dan berkreasi”, tegasnya.
Berbeda dengan Ibu Jerry yang sangat berkesan pada ice breaking di pembukaan dan penutupan pelatihan, “energi yang dibangun saat ice breaking membuat Ibu-Ibu bersemangat dan memacu keaktifan para peserta”. Selain itu, “setelah melihat hasil produk craft yang dihasilkan dari pelatihan, saya optimis jika dilakukan pendampingan, UMKM dapat berkembang dan siap ekspor”, tambahnya. Hasil kreasi yang memiliki nilai guna dan nilai jual bagi para peserta serta dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Sementara itu CEO greenlentik, Rini Ismiati menuturkan bahwa pelatihan yang disambut meriah dan peran aktif para peserta menjadi salah satu kunci keberhasilan penyelenggaraan pelatihan. Peran aktif para peserta ditunjukkan dengan tanya jawab, kesabaran, dan ketelatenan para peserta menyelesaikan produk, dan menjadi hasil-hasil craft yang kreatif juga variatif. Selain pelatihan bertujuan untuk mengedukasi peserta dalam pengelolaan sampah, juga membuka cakrawala berpikir bahwa terdapat peluang besar untuk mengembangkan bisnis hijau/bisnis berkelanjutan/bisnis ramah lingkungan, sehingga UMKM dapat berkembang dan siap masuk pasar baik itu pasar lokal maupun global. Kebiasan menjaga lingkungan dan bisnis dapat dimulai dari lingkungan kecil RW/Desa. Jika hal itu ditekuni dan dijalankan secara profesional akan mampu berkontribusi besar bagi perekonomian dan pelestarian lingkungan.
Untuk menciptakan “agent-agent of change for sustainability” memang tidak mudah. Namun dimulai dengan pelatihan kecil seperti ini, yang dilakukan terus-menerus di berbagai daerah akan menjadi jaringan yang kuat agent of change for sustainability menyebar di berbagai daerah”, tegas Rini.
Malang, 21 Juli 2024